[ One Shot ] My Fans


HanSica

Tittle           :   My Fans

Main Cast   :   –  Jessica Jung (Girls Generation)

    Xi Luhan (EXO-M)

Other Cast  :   Find in the story ^^

Rating        :   General      

Genre         :   Romance, Sad

Length        :   OneShoot

Admin note – Credit to ===> http://exosicafanfiction.wordpress.com/ ^^ Jangan lupa komentar *bow

Setujukah kalian, bahwa cinta itu timbul karena sebuah kebiasaan?

Jessica menatap bekal makanan dihadapannya. Dia meyakinkan dirinya bahwa dia sudah cukup berani untuk mengantarkan bekal makanan itu. Meskipun pikirannya sudah membisikkan kemungkinan – kemungkinan buruk yang akan terjadi nanti, tapi Jessica menepis segalanya. Dia sangat ingin mendapatkan perhatian dari orang itu. Hampir setiap hari dia mencoba mendapatkan perhatian dari orang itu. Tapi orang itu tetap menganggap seakan akan Jessica tidak ada.

            Jessica menarik nafasnya dalam dalam. Sebelum ini dia sudah berjanji pada sahabatnya bahwa jika orang itu menolak bekal makanan ini dia akan berhenti mengejar orang itu. dan itu berarti ini adalah kesempatan terakhirnya bukan? Jessica tau bahwa sebenarnya usahanya ini sia sia. Tapi dia tidak ingin menyesal karna tidak mencoba untuk yang terakhir kalinya. Jadi Jessica mencoba meyakinkan dirinya kalau bekal ini akan diterima meskipun dengan kemungkinan sangat kecil. Melihat apa yang terjadi sebelumnya.

Flashback

Jessica berdiri didepan kelas Luhan. Tangannya menggenggam sebuah kantong kecil berwarna biru laut dengan gambar bintang bintang. Mata Jessica melirik kedalam kelas, menunggu Luhan keluar. Dan ketika Luhan keluar, dia langsung menarik tangan Luhan dan menatap Luhan malu – malu “Lu-luhan, a-aku membuatkan mu coklat. A-aku dengar kau suka coklat jadi-“

“Siapa bilang aku suka coklat?haah,sepertinya kau dapat informasi yang salah ya? Aduh kasihan sekali..” Luhan mencibir dan menatap Jessica dengan tatapan merendahkan.

“ta-tapi coklat ini sudah terlanjur ku buat…,j-jadi “

Belum sempat Jessica selesai bicara, Luhan mengambil kantongan itu dari tangan Jessica. Membuat bibir Jessica melengkung keatas

“k- kau menerimanya???”tanya Jessica tak percaya

“bukan aku, tapi tong sampah” Luhan melempar kantong  itu kedalam tong sampah. Wajahnya tidak menyiratkan rasa bersalah sedikitpun.

Jessica menggigit bibirnya. Matanya menatap kearah punggung Luhan yang bergerak menjauh. Perlahan Jessica berjalan kearah tong sampah itu, mengambil kantongan yang berisi coklat itu dengan tubuh bergetar.

“ahhh,kau memang bodoh Jessica,seharusnya kau tahu Luhan tidak suka coklat. Tentu saja dia tidak mau menerimanya.kau bodoh sekali! hahahahaha” Jessica tertawa miris. Menertawakan dirinya sendiri

-::–::–::–::–::-::–::–::–::–::-::–::-

Jessica berjalan dengan semangat ke kelas .Tangannya menggenggam erat 2 tiket opera. Lebih tepatnya opera yang katanya ingin ditonton luhan. Ketika matanya menemukan luhan, kakinya langsung berjalan kearah sana.

“A-Annyeong luhan-ah!”sapa Jessica dengan senyum lebar saat dirinya sudah berada didepan meja luhan. Luhan melirik  Jessica sedikit, lalu kembali focus pada smartphonenya. Tapi Jessica tidak akan mundur meskipun luhan bersikap cuek padanya.

“Luhan-ah! Coba tebak?! Aku punya 2 tiket untuk opera ‘Catch Me If You Can’ kau ingin menontonnya juga kan? Jadi ayo pergi bersama oke? Temui aku di dongdaemun ya?” Jessica menunggu respon Luhan. Tapi sehun tetap focus pada smartphonenya.

“Nah diam berarti iya! Aku tunggu kau luhan!” Ujar Jessica sambil melangkah pelan meninggalkan kelas Luhan.

Tapi baru beberapa langkah dia berjalan,dia mendengar suara kertas yang disobek sobek. Dan saat dia melirik kebelakang…..

Ternyata suara kertas yang disobek sobek itu adalah tiket opera yang baru dia berikan.

Dan yang merobeknya siapa lagi kalau bukan xi luhan…..

 -::–::–::–::–::-::–::–::–::–::-::–::-

Jessica tidak menyerah begitu saja setelah luhan menolak pemberiannya. Jauh didalam hatinya, dia sangat ingin berada disamping Luhan dan dia pikir belum saatnya untuk menyerah.

Dan sekarang Jessica mengendap endap ke pinggir lapangan basket dengan segelas bubble tea. Dia tau Luhan menyukai ini dan dia tidak mungkin salah karna Luhan sering meminumnya. Jadi dia akan berusaha mendapatkan perhatian Luhan dengan ini. Ia meletakkan bubble tea itu disebelah ransel Luhan dan menempelkan sebuah sticky note dibagian tubuh gelas bubble tea itu. ‘Luhan fighting! Semoga kau semakin semangat dengan ini –Ice Princess-’ tulisnya sambil tersenyum.

Setelah selesai, Jessica bersembunyi didalam ruang olahraga yang dekat dengan lapangan dan mengintip Luhan yang sekarang sedang berjalan menuju ranselnya.

Awalnya, Luhan terlihat senang dengan bubble tea disamping tas itu. Namun setelah membaca note kecil dibadan gelas itu,dia tersenyum jijik.

“Ice Princess? Kau pikir aku akan minum ini ha?! Jangan mimpi! Lebih baik aku haus! Dasar bodoh” Luhan membuang bubble tea itu dan menghilang ke suatu tempat.

Flashback off

“Eum, ini adalah kesempatan terakhir ku. Aku tidak boleh mengingkari janji yang ku buat. Jika Luhan menolaknya lagi, mungkin…. Mungkin aku akan berhenti mengejarnya” Jessica mengangguk pelan teringat janjinya pada sahabatnya

Jessica tersenyum kecil dan menarik nafas lagi. Sekarang dia sudah berada didepan kelas Luhan. Dan pemandangan pertama yang didapatnya cukup membuat semangatnya berkurang. Dihadapannya sekarang, Luhan dan seorang Yeoja cantik bernama Tiffany sedang duduk berdua. Tiffany menyandarkan kepalanya dibahu Luhan. Luhan mengelus lembut  rambut Tiffany. Luhan tersenyum lebar sekali. Senyum yang tidak pernah dia tunjukkan jika Jessica ada dihadapannya.

Dan senyum Luhan seketika lenyap ketika melihat Jessica datang dihadapannya. Dia menunjukkan wajah ‘KENAPA KAU HARUS DATANG?!’

“Hey Jessica! Kau mau apa ha? ohhhh memberikan bekal makanan itu ya? Psh, dasar bodoh, Luhan tidak menerima sampah seperti itu, lebih baik kau pergi saja” usir Tiffany.

Jessica menelan salivanya kasar dan tetap mencoba bicara meskipun dia terluka karna ucapan Tiffany “Lu-luhan, aku membuatkan bekal makanan. Aku tidak tahu kau akan suka atau tidak. Tapi aku harap kau mau menerima dan mencobanya sedikit” Jessica meletakkan bekal makanan itu di meja Luhan.

Luhan melirik bekal makanan itu dengan tatapan mengejek “Apa? Bekal makanan?! Kau kira aku anak umur berapa?! untuk apa kau memberi ku hal hal tak berguna seperti ini?! Dasar kekanak – kanakan” ejek Luhan.

Jessica hanya menunduk. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

“Pergilah Jessica, dan bawa bekal makanan kekanak – kanakanmu ini” Tiffany mendorong bekal makanan ini terlalu keras hingga bekal makanan itu terjatuh dari meja dan seluruh isinya tumpah dilantai.

Jessica menatap bekal makanan yang telah hancur itu dengan tatapan kosong. Luhan boleh menolaknya, tapi apa harus dengan cara seperti ini? Dengan cara membuangnya? Membuang semua yang Jessica berikan dengan hatinya??

Jessica benar – benar tidak sanggup menahan perasaannya lagi. Dan setetes air mata sudah lolos dari mata indahnya.

“Cih, jangan menangis disini! Kau bisa lihat kan kalau itu hanya sebuah bekal makanan. Dan lagipula aku tidak pernah minta kau membuatkannya untuk ku. Jadi itu terserahku mau membuangnya atau tidak. Aish,dengar ya Jessica, berhenti mengganggu ku dengan hadiah – hadiah tidak penting! Kau benar benar seperti parasit! Penganggu!” umpat Luhan pada Jessica sambil menatapnya tajam.

Perkataan Luhan membuat air mata yang tadinya hanya setetes sekarang mengalir pelan. Tapi Jessica tidak ingin dikatakan sebagain orang yang cengeng. Tangannya dengan segera bergerak menghapus airmatanya. Ia menarik nafasnya dalam dan mengangkat kepalanya. Bibirnya membentuk senyuman kecil. Matanya menatap tulus kearah Luhan.

“Maafkan saya Luhan-ssi. A-aku menganggu hidup dan membuat hidup mu semakin buruk. Jinjja jeoseonghamnida. Aku terlalu bodoh memaksakan perasaan ku. kau bahkan tak mau melihat ku…” Jessica mengigit bibirnya.

“Mulai sekarang aku akan pergi dari hidup mu. Aku tidak akan mengganggu mu dengan coklat, bekal makanan, atau apapun itu. Kau bisa menikmati hidup mu lagi. Aku benar minta maaf karna sudah mengganggu mu. Sekali lagi saya minta maaf Luhan-ssi” Jessica membungkukkan badannya berkali – kali sebagai wujud permintaan maaf. Jessica pun berbicara dengan bahasa formal.

Luhan menatap Jessica. Mata Jessica menyimpan kepedihan yang tak terungkapkan walaupun ia tersenyum. Dan saat benar – benar  menatap Jessica dia sedikit terpesona dengan wajah Jessica yang lembut dan menenangkan. Namun saat Ia masih ingin menatap Jessica, Jessica sudah berbalik arah dan berjalan keluar. Luhan mengalihkan tatapannya. Namun tiba – tiba saja, Jessica kembali membalikkan tubuhnya.

“Satu lagi,Terimakasih. Kau telah membuat ku merasakan bagaimana rasanya mencintai orang lain. Bagaimana rasanya memperjuangkan sesuatu meskipun kau gagal. Terimakasih.” Jessica tersenyum kearah Luhan dan segera meninggalkan kelas luhan.

“cih, sok kuat…” Komentar Tiffany.

“Maksud mu sok kuat?” Tanya Luhan bingung.

“Maksud ku dia berlagak kuat dihadapan mu. Aku yakin sesampainya dirumah dia akan menangis meraung raung seperti bayi” Jawab Tiffany.

Luhan terpaku mendengar penuturan Tiffany. Dia sebenarnya tidak tahu apa yang dia rasakan pada Jessica. Namun saat melihat tatapan terluka Jessica, nafasnya menjadi sesak. Tapi, dia masih tidak mengerti apa itu. Dan dia masih mempertahankan egonya bahwa dia tidak punya perasaan pada Jessica.

-::–::–::–::–::-::–::–::–::–::-::–::-

Semenjak kejadian itu Jessica tidak pernah lagi memberikan Luhan hadiah. Menghampirinya kekelas, menaruh susu kotak dan sandwich diloker Luhan, atau sekedar mencari informasi tentang Luhan. Dia benar – benar memegang ucapannya soal akan pergi dari hidup Luhan. Anak – anak yang melihat kejadian itu banyak yang menaruh simpati pada Jessica. Mereka mendukung Jessica untuk melupakan Luhan.

“Sica-ah, Lihat itu Luhan” Yuri menyikut Jessica pelan dan melirik kearah meja yang ada disudut kantin.

Jessica berhenti memakan nasi gorengnya dan menghela nafas.“Yuri-ya, aku sudah berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Dia lebih tenang tanpa aku” Jessica kembali melanjutkan makannya.

Sungguh, sebagai sahabat baik Jessica, Yuri sangat tau bahwa Jessica sampai sekarang masih menyimpan perasaan pada Luhan. Dia sangat tahu bagaimana semua perjuangan Jessica untuk mendapatkan Luhan. Dan menurutnya, Luhan terlalu jahat pada Jessica.

“Baiklah sica, semua terserah mu…” Ujar Yuri. Jessica menatapnya dan tersenyum tulus “Kau selalu mengerti aku Yuri-ah…”

“Tentu saja, kita kan sahabat! ah, kau sudah selesaikan? Ayo kita ke kelas” Ajak Yuri yang diangguki Jessica. Jessica membawa bubble teanya dan berjalan meninggalkan kantin bersama Yuri.

Sebenarnya, tanpa Jessica sadari, sedari tadi luhan melirik Jessica dari kejauhan. Dia memperhatikan Jessica dan caranya tersenyum. Dan lagi lagi rasa sesak menyergap hatinya.

“Apa yang terjadi pada ku sebenarnya?” Desah Luhan pelan

 -::–::–::–::–::-::–::–::–::–::-::–::-

Luhan membuka seragamnya. Menggantinya dengan baju renang karna ekstra renang akan dimulai sebentar lagi dan dia tidak ingin terlambat. Luhan selesai mengganti bajunya dan hendak keluar dari kamar ganti. Tapi langkahnya terhenti ketika dia mendengar suara dua orang sedang berbicara. Bicara tentang Jessica dan dirinya.

“Hei kau tau tidak kejadian 2 minggu yang lalu?”

“Ah! Jessica Jung menyatakan perasaanya pada Xi Luhan?”

“Nde, aku benar benar kasihan sekali padanya. Dia itu benar benar mencintai Luhan sampai rela memberikan banyak hal padanya”

“Memangnya apa yang dia berikan?”

“Ahhh, kau tidak tahu ya? Jessica Jung, dia memberikan Xi Luhan coklat, memberikan tiket opera ‘Catch Me If You Can’, menaruh sandwich dan susu kotak di loker luhan setiap hari dan hal terakhir adalah bekal makanan yang akhirnya harus terbuang itu…”

“Maksudmu tiket drama ‘Catch Me If You Can’ yang dimainkan Joo noona?! huahhhh aku dengarkan harga tiketnya mahal sekali, Jessica baik sekali mau membelikannya. Dan ugh, soal kotak makanan itu,aku sedih saat melihat isinya jatuh dan berantakan. Aku yakin jika tidak jatuh akan bagus sekali, karna ada banyak kimbap berbentuk wajah yang lucu disana…” sesal satu suara

“Ck! Itu semua ulah si Tiffany yeoja centil itu, dia juga menyukai Luhan. Jadi dia ingin membuat Luhan jauh dari Jessica…”

‘Ohh, jadi selama ini Tiffany menyukai ku…’ Batin Luhan dan mulai memasang telinga lagi

“Ahhh, aku benar benar salut pada Jessica. Dia benar benar berjuang keras…”

“Itu masih belum apa2, aku dengar dari Yuri, teman baik Jessica. Coklat yang Jessica berikan pada Luhan itu dia buat sendiri. Selain itu soal tiket opera itu uang hasil tabungan Jessica. Dan Yuri bilang, kalau bekal makanan untuk Luhan itu Jessica siapkan pagi – pagi sekali. Bahkan Jessica membujuk Yuri untuk menemaninya belanja padahal hari itu salju turun cukup lebat…”

“Dia tidak pantas untuk Luhan, dia terlalu baik….”

“Benar, kalau aku punya seseorang yang mencintai ku begitu, aku pasti akan langsung menerimanya…”

“Kau benar! Eh,ini sudah hampir terlambat ke kolam,ayo pergi!” ujar si anak yang satu

-::–::–::–::–::-::–::–::–::–::-::–::-

Tangan luhan yang memegang knop pintu bergetar. Dia merasa seperti orang yang sangat jahat sudah melukai anak yang begitu baik seperti Jessica. Perlahan air matanya turun.

“a-aku menangis?” tanya Luhan pada dirinya. Dia tidak pernah menangis sebelumnya untuk orang lain selain orang – orang yang terdekatnya. Dan kali ini dia menangis karna Jessica. Memangnya siapa Jessica baginya???

Perlahan, Jessica terduduk disudut ruang ganti itu. Pikirannya melayang – layang. Diotaknya sekarang seakan ada sebuah film yang terputar. Film tentang Jessica dan semua hal yang telah dia lakukan pada Jessica. Dan tanpa ia sadari, ternyata dia merindukan Jessica mengganggunya. Dia rindu Jessica mengekorinya. Dia rindu Jessica.

“Sica…”

Luhan akhirnya mengerti. Dia menyukai Jessica. Secara tidak langsung Jessica telah menarik dirinya. Membuatnya terbiasa dengan kehadiran Jessica.

“Aku menyukainya….” Ucap Luhan lirih.

‘Tapi apa aku bisa mendekatinya? apa aku masih pantas menyukainya setelah menyakitinya?’

Satu hal yang ingin Luhan lakukan saat ini.

Bertemu Jessica…

 -::–::–::–::–::-::–::–::–::–::-::–::-

 “Ah, annyeong haseyo tuan, ada yang bisa saya bantu??” Jessica tersenyum pada pelanggan dihadapannya. Pelanggan ini sedikit aneh. Karena dia menggunakan masker dan kacamata serta topi. Seperti penjahat – penjahat dalam televisi. Jessica tau saat ini musim dingin, tapi apa tidak terlalu berlebihan memakai hal seperti itu?

“berikan aku bubble tea choco dan chocolate croissants.” ujar pelanggan dihadapannya.

Jessica mengangguk sambil mencatat pesanan. “Harap tunggu sebentar, saya akan ambil pesanan anda” balas Jessica ramah lalu berlalu kebelakang.

Pelanggan itu menatap punggung Jessica. Dari gesture tubuhnya, terlihat dia gelisah. Jarinya diketuk – ketukkan dan bibirnya bergerak – gerak tak jelas. Dan kegelisannya makin tinggi saat gadis cantik dengan apron membawa pesanannya.

“Tuan, ini bubble tea choco dan chocolate croissantsnya” Jessica meletakan pesanan diatas meja. “Selamat menikmati” Jessica berujar dan segera membalikkan badannya

“Tu -tunggu sebentar…” panggil pelanggan itu

“Ya tuan, ada apa?” tanya Jessica

“Kau karyawan baru ya?” tanya pelanggan itu

“Iya tuan, aku mulai 3 bulan lalu, ada apa tuan?”

“Ti-tidak ada, aku ini pelanggan lama yang akhir – akhir ini jarang kemari dan agak kaget dengan orang baru” kilahnya

“Ah! Kalau begitu perkenalkan aku Jessica Jung. Aku masih sekolah ditingkat terakhir tahun ini. senang bertemu anda” Jessica kembali tersenyum manis.

“Ah! Kenapa kamu bekerja disini?” Tanya pelanggan itu dengan suara menyelidik dan sedikit err bergetar?

“Ah! Waktu itu aku ingin memberikan tiket opera untuk orang yang aku suka. Tuan tau opera ‘Catch Me If You Can’?” Jessica akhirnya memutuskan untuk duduk dihadapan pelanggannya ini dan mengobrol mungkin? Karna café sepi, dia agak bosan. Pelanggan itu mengangguk

“Nah, harga tiket opera itu 57.000 won dan uang jajan ku tidak cukup untuk itu. Jadi aku memutuskan untuk bekerja part time agar bisa membeli tiket itu.” Jessica bercerita sambil mengingat awal bekerjanya disini.

“Lalu, kau memberikan tiket itu pada orang yang suka?”

“Tentu saja, aku sudah bekerja untuk itu, pasti aku memberikannya” Jawab Jessica

“Dia menerimanya?”

“Ah! soal itu dia tidak menerimanya. Dia merobek – robeknya seperti ini” Jessica mengambil kertas bekas pesanan dan merobeknya hingga menjadi kecil.

“Kau pasti sangat membencinya?” orang itu bertanya dengan nada berat

Jessica menggeleng dan terkekeh. Membuat orang dihadapannya kembali bertanya “Tapi dia sudah menyianyia kan semua hasil kerja mu, kenapa kau masih saja menyukainya?!” pelanggan itu agak membentak. Nada suaranya terdengar marah

“Hahahaha,aku juga tidak tahu kenapa. Aku hanya tidak bisa membencinya. Mungkin rasa cinta ku terlalu besar hingga aku tak sanggup membencinya? aku juga tidak mengerti, yang jelas aku hanya ingin dia melihat ku sedikit saja, walaupun pada akhirnya aku kalah…” Jessica tertawa miris mengingat sehun menolaknya 2 minggu lalu.

“Lalu kau sudah menyerah sekarang?” tanya nya.

Luhan mengangguk pelan “Dia bilang aku mengganggu hidupnya. Dan bukan itu yang kuinginkan. Aku terlambat menyadari kalau aku terlalu memakasakan perasaan ku pada orang yang bahkan mungkin tidak mau melihat ujung kuku ku, Aku bodoh ya? Hahahaha” Jessica kembali menertawakan dirinya.

“Apa kau tidak ingin bertanya sekali lagi padanya bagaimana perasaanya?” tanya pelanggan itu lagi

“Aniya, dia sudah meminta ku menjauh. Dan lagi, apa tuan akan jatuh cinta pada orang yang mengganggu hidup tuan? tidak kan? Jadi aku tidak akan bertanya lagi. Dia pasti akan menyuruh ku menjauh lagi…” Jessica menjawab dengan suara yang agak parau

Tubuh pelanggan dihadapan Jessica sekarang bergetar pelan. Dan dalam hitungan detik, pelanggan itu membuka maskernya. Membuat Jessica kaget dan langsung berdiri dari duduknya.

“Lu-luhan-ssi” ucap Jessica -ata saat melihat wajah dibalik masker itu. Lidahnya kelu, namun posisinya saat ini adalah waiter dan Luhan adalah pelanggan. Dia tidak boleh bersikap aneh atau café Angel ini akan jadi buruk namanya.

“Ka-kau… aku… Ah!, sudahlah, Maafkan aku. Aku tidak tahu itu kau dan malah bercerita aneh – aneh. Sekali lagi Maafkan aku…” Suara Jessica bergetar dan tubuhnya kaku. Ia sangat malu saat tau itu Luhan. Dia malu menceritakan berapa besar dia mencintainya. Jessica memaksakan tubuhnya bergerak.

Namun saat ia akan bergerak, sepasang lengan hangat memeluknya dari belakang. “Jessica, aku minta maaf… Aku benar – benar bodoh menyianyiakan mu… Aku benar benar kehilangan saat kau tak pernah menggangu ku lagi. Aku……. Merindukan mu….” Luhan mengeluarkan isi hatinya.

“Xi Luhan, aku tau kau seperti ini karna merasa kasihan pada ku kan? Sudahlah…” Jessica melepas tangan luhan dari pinggangnya dan berjalan lagi.

Tapi luhan menariknya hingga mereka saling menatap. Luhan mencengkram bahu Jessica. “Aku bukan mengasihani mu, aku benar – benar menyukaimu!” bentak luhan, membuat Jessica ketakutan dan mulai menangis.

“berhenti Xi Luhan! Kau sudah menyakiti hati ku! Kau belum puas dengan dua minggu lalu hah?! Kau belum puas membuat ku tidak tidur selama seminggu hah?!” Teriak Jessica histeris dengan airmata yang terus mengalir.

“Jangan… Jangan membuat perasaan ku semakin kacau Xi Luhan… Jangan buat aku semakin sulit melupakan mu…” Jessica menangis pelan, dadanya naik turun. Sakit sekali rasanya dipermainkan. Jessica tidak sanggup menahannya hingga kakinya lemas dan ia jatuh terduduk.

Luhan perlahan merengkuh Jessica dalam pelukannya. “Sica, maafkan aku… Ku mohon… Jangan lupakan aku Sica… Aku menyukaimu… Ku mohon Sica… Aku benar – benar ingin bersama mu… Percayalah… Jessica…” Luhan berbisik.

Jessica terdiam mendengar penuturan Luhan. Lalu dia merasa kulit kepalanya basah. Dan saat dia mengangkat kepala keatas….

Xi Luhan menangis….

“Lu-luhan, Ja-jangan menangis…” Jessica menatap Luhan. Jarinya menghapus air mata Luhan dengan sayang.

“Bisakah kau percaya pada ku? aku mohon…” Luhan melonggarkan pelukannya dan menatap Jessica.

“Baiklah aku percaya…” Jessica mengangguk sambil tersenyum

“Bisakah kau maafkan aku atas segala hal yang pernah aku lakukan?”

“Aku selalu memaafkan mu…” Jessica menjawab.

“Bisakah jangan benci aku karena aku selalu jahat pada mu?” Sehun bertanya lagi

“Aaku tidak pernah membenci mu…” Jawab Jessica sembari menggeleng pelan.

“Bisakah aku menarik kembali ucapanku soal menyuruh mu tidak mengganggu ku lagi?”

Jessica mengangguk. Matanya mulai berkaca kaca. Ia terharu..

“Bisakah kau percaya aku menyukai, ani, mencintai mu?”

Jessica mengangguk lagi

“Aku harap kau masih menjawab ini dengan anggukan, maukah kau menjadi milik ku?” Luhan menatap Jessica dalam.

Jessica mematung, otaknya berhenti bekerja untuk sesaat. Namun tanpa sadar ia menganggukkan kepalanya

Luhan langsung memeluk Jessica erat. “Saranghae Jessica Jung…” bisik Luhan lembut ditelinga Jessicaa

“Nado saranghae Luhannie…” balas Jessica

“Aku berjanji akan menjagamu chagi, tidak akan ada lagi yang membuat mu menangis, aku tidak akan membiarkan mu tersakiti lagi. apalagi karna ku…” Luhan mengelus sayang kepala Jessica.

“Gomawoyo Luhan-ah…” Jessica menatap Luhan dan dalam hitungan detik. Pandangan mereka tak lagi berjarak karna Luhan sudah mencium bibir Jessica.Ia ingin Jessica membagi rasa sakitnya dalam ciuman itu. Ciuman yang lembut dan sederhana. Namun menenangkan hati.

Luhan melepas ciumannya saat Jessica mulai kehabisan nafas. “My Ice Princess Jessica Jung Saranghae~”

*maaf, mungkin ada  sedikit typo dan alur nya yang kalian gak ngerti. Keke~ dan mungkin ada cast nya Luhan dan tiba-tiba tertulis jadi Sehun (?) terusin aja bacanya 😉 admin lagi malas mau edit kembali. Annyeongg

29 komentar di “[ One Shot ] My Fans

  1. keren thorr akhirnya jessie bersatu sama luhan..
    emang luhan jahat awalnya kasian jessie eonnie tadinya aku udah maki2 luhan loh hahaha tapi pas baca endingnya aku gak jadi maki luhan ckck
    pokoknya keren deh yang penting happy ending LuSica 😀

  2. Akhirnya luhan sedar juga dengan kehadiran jessica.
    Jessica sanggup berkorban untuk luhan.
    Watak tiffanynya antagonis.
    Saya suka ceritanya.^^

  3. omona .. ff nya daebak . sedih , romance , .. buat aku terharu .
    kalau aku jdi sica , pasti aku udh menyerah dari awal 😀
    semua usaha jessica gk sia2 😀

  4. waooww…perjuangan Sica eonni bener-bener aku acungi jempol deh,,akhirnya bisa dapetin cintanya walaupun harus dengan menangis darah hahaha..#plak (abaikan)..author keren ceritanya
    so sweet HanSica moment
    #HanSica shipper

  5. huwaaa happy ending 🙂 thor daebak so sweet!!!! tp aku sebel baca awalnya karena luhan oppa nyianyia in jessi eon masa u.u tp gpp lah akhirny bersatu ^^ HanSica jjang!!

  6. awal’a q bnci bget lhat sikap polos sica yg clalu j ngejar2 luhan pdhal luhan gknpeduli tp diakhur q bru brfkir cra yg dilkukn sica mlah ngebwd luhan secra tdk lgsung mrasakn law itu hal yg bersifat cndu.jdi law hal itu udh gk dilkuin sm sica.peti luhan mrsa kehilanga…. stidak’a. sica bner2 tulus.
    wah kren….. good job bwd krya2 author

  7. Keren banget >.<
    Pertamanya agak engga suka sama luhan, karna jahat sama sica eonni..
    Tapi akhirnya Luhan sadar juga, kalau dia merasa kehilangan sica eonni,,
    Dan akhirnya Happy end 😀

  8. Wahh :v coba dibikin chapter pasti seru bingit \ :v /
    Sukses ya dengan bloggnya

    ~ Jessica ♥ Luhan Best couple ~ < Lebaii jir :v

    Ah , yang sad dong One Shot dong kk
    sama castnya berdua aja [ Sica sama Luhan ]
    #digaplok

Post your comment here! ^^ ♥ Thank You ʕ•ᴥ•ʔ